Air mata kerap menetes
Mengingatmu berdua yang membuatku ada
Ingin ku mengulang masa-masa kita bersama agar dapat berbuat lebih banyak dan membuatmu tertawa.
Tapi itulah manusia, seringnya menyesal saat sudah kehilangan yang
dialaminya, semoga menjadi pelajaran untuk mereka yang masih memiliki
orang-orang yang disayanginya.
Ibu, Ayah, beberapa tahun kita tidak bersama, resah gelisah kerap
kurasa, sanggupkah kujalani dengan baik kehidupan dunia tanpa kalian dan
doa-doa yang selalu dipanjatkan kepadaNya karena kutahu Ibu dan Ayah
lah yang paling tulus doanya untuk anak-anak tercinta.
Banyak sekali cerita yang ingin kusampaikan kepada kalian berdua,
cerita suka dan duka tentang yang fana dan seringkali tidak terduga.
Bu, in shaa Allah sholat tak kutinggalkan, sesuai nasihatmu selalu,
yang wajib diperbaiki, yang sunnah ditambahkan. Mengajiku pun lebih
lancar, tidak lagi terbata-bata seperti dulu, alhamdulillah, hidayah pun
datang dan aku hijrah.
Yah, in shaa Allah membantu orang saat kubisa membantu tetap
kulakukan walau kadang ada saja orang tak tahu berterima kasih, namun
kuingat semua harus ikhlas karenaNya, jadi jangan pikirkan terima kasih
karena harapan akan terima kasih itulah malah yang akan mengNOLkan amal
bantuan yang diberikan.
Akhirnya, kukirimkan doa panjang untuk Ibu dan Ayah berdua. Semoga
Allah ampuni dosa-dosa dan Allah maafkan kesalahan yang pernah ada, baik
yang disengaja maupun tak disengaja. Semoga semua sahabat juga berkenan
memaafkan kekhilafan Ibu dan Ayah selama hidupnya, aamiin.
Seadanya dari saya, seorang anak yang merindu ibu dan ayahnya, berharap dapat bertemu dengan mereka kembali di surga.
Ditulis di Jakarta, 29 Desember 2013
(hari pernikahan Ibu dan Ayah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar