Sebuah pengalaman mengajarkan saya, yang sebenarnya selalu
berusaha untuk berpikir positif ini, bahwa dalam kehidupan tidak dapat dipungkiri sesuatu yang
postif itu pada akhirnya dapat terkalahkan atas sesuatu yang negative ketika
muncul keberpihakan. Keberpihakan yang dikendalikan rasa lebih tahu, atau
mungkin sekedar ingin terlihat macho, pada akhirnya dapat terjadi dan
memusnahkan hal-hal positif yang telah dibangun sedemikian rupa. Saya
menyadari, ini lah dunia, semua ada di dalamnya, hal-hal yang kita sukai maupun
tidak sukai berkumpul di sana.
Keberpihakan akan mampu memecah persatuan, itu adalah
kenyataan pahit yang harus diterima. Yang harus mampu kita kelola di dalam
kepala adalah bahwa sesuatu yang terjadi apapun itu bentuknya, bagaimanapun
rasanya adalah rahasia Sang Empunya hidup Allah Swt. sehingga seberapa kuat
kita mengembalikan kebersamaan dan persatuan, jika Si Empunya kehidupan bilang
belum bisa atau tidak bisa, maka kita harus siap dengan apa yang menurut kita
pahit dirasa.
Saya tidak akan membenci keberpihakan karena itu adalah suatu
hal yang alami yang terjadi tanpa kita sadari kita pun kerap melakukannya
terhadap orang orang di sekitar kita. Hadapilah keberpihakan dengan tegar dan
doa panjang, serta yakinlah bahwa Allah akan membuat segala sesuatunya baik
pada waktunya, Tidak akan pernah meleset keputusanNya, yang membuat kita kacau
hanyalah harapan-harapan bahwa sesuatu itu harus terjadi seperti yang ada di
kepala kita. Kenyataannya, tentu saja tidak, yang akan terjadi adalah yang ada
di kepalaNya atau lebih tepatnya yang ada di lauh mahfuz. Saya kembali
diyakinkanNya tentang itu pagi ini. Dan bersyukurlah saya kepadaNya. Terima
kasih ya Robbi.
Bandung, 30 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar