Kalau jaman dulu di rumah saya bisa sampai ada dua pembantu saya yakin bukan karena orang tua saya mau memanjakan saya dan saudara saudara saya yang semua total berjumlah 5 orang. Kalau saya terka mungkin idenya adalah supaya ibu bisa mengurus anak anaknya dengan lebih baik sementara ayah memang bekerja di kantor biasa berangkat pagi pulang malam, tak sempat lagi membantu ibu mengurus anak anaknya banyak banyak. Tapi awalnya seingat saya dulu, sebelum ada pembantu di rumah, yang biasa membantu ibu dan ayah ya ada saja saudara saudara yang memang ikut menumpang di rumah, baik itu saudara jauh maupun dekat, sampai pernah suatu ketika saat kami pindah ke Medan ada kerabat yang ikut kami di Medan untuk membantu bantu di rumah. Well, ingatan saya tidak terlalu bagus, namun seingat saya seperti itu. Lalu saat kami kembali ke Jakarta tinggal di Ciputat, sempat kerabat beberapa saat berada di rumah untuk membantu, tapi sepertinya tidak lama, kemudian digantikan oleh pembantu, cuma satu karena rumah yang didapat ayah dari kantor saat itu kecil dan tidak dapat menampung banyak orang di dalamnya.
Baru setelah kami pindah ke Cinere kembali ada pembantu dan bisa berjumlah 2 orang bahkan berbeda kelamin karena kamar untuk pembantu juga ada 2. Pembantu laki laki sering juga diminta mengantar kami ke sekolah sampai tiba di suatu hari, sepertinya kenakalan pembantu laki laki itu mulai tampak, dia sering menyembunyikan kakak kami yang saat itu mulai suka merokok, bahkan suatu hari kenakalannya yang luar biasa adalah sepulang dari mengantar kakak atau mungkin adik saya ke sekolah lama dia tidak kembali ke rumah eh ternyata ketahuan kalau dia bawa mobil main main dulu entah ke mana, saat itu saya tahu ibu marah sekali, tapi ibu bukanlah seseorang yang mudah meluapkan kemarahannya, ibu adalah orang yang tidak tegaan dan sering merasa tidak enak, ya mirip mirip lah sama saya sekarang hehehee menurut saya ini mah. Jadi saat itu yang memarahi pembantu laki laki kami yang nakal adalah ayah, tidak lama setelah kejadian itu dia keluar.
Tapi dengan adanya pembantu tidak berarti ibu dan ayah mau memanjakan kami kok, saya percaya pasti niatnya tidak seperti itu. Efeknya punya pembantu ya pasti bermacam macam, alhamdulillaahnya sih kami tetap mau bekerja, jadi kala musim lebaran tiba ya pekerjaan rumah pun menjadi tanggung jawab kami bersama. Saya ingat betul harus mencuci cucian segunung, ya gimana tidak segunung wong penghuni rumah totalnya ada 7 jadi pasti mayan banyak kan cuciannya, habis mencuci (mencuci termasuk membilas, memeras manual, penggiling dan pengering sih pakai meain), lalu dilanjutkan menjemur.
Sekarang kami tinggal sendiri sendiri bahkan saya sejak awal kerja juga sudah memilih untuk kos, jadi lumayan lah itu membantu kami menjadi lebih mandiri. Kami tidak lagi, atau belum, tepatnya, berdrama pembantu lagi. Seru juga cerita tentang pembantu ini, macam drama juga terkadang. Oiya sekarang pembantu lebih populer disebut asisten rumah tangga alias ART ya hehehee whatever, apalah arti nama, semua manusia sama kok di mata Tuhan.
Pramuka Jakarta 6 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar