Sejak dulu saya perhatikan, ada saja orang yang tidak senang atau
mungkin terlalu angkuh untuk mengucap kata terima kasih, bahkan saya
menemukannya di antara segelintir rekan kerja yang bergelut di dunia
pendidikan, sementara padahal sekelompok lain di masyarakat malah sedang
mencoba menjadi lebih baik dalam menyampaikan ucapan terima kasih
dengan menambah bentuk kata terima kasih yang dalam bahasa Arabnya
adalah syukron, dengan ucapan terima kasih yang diiringi doa yang
berbunyi Jazakumullah Khairan Katsiran ( semoga Allah SWT akan membalas
kalian dengan kebaikan yang banyak).
Saya kembali teringat cerita seorang ibu guru saat masih di bangku
SMP dulu. Saya masih ingat betul, nama ibu guru saya itu bu Nunung, dia
mengajar mata pelajaran Ekonomi, ehtah apa pemicunya, hari itu bu Nunung
bercerita bahwa kami, siswa didiknya tidak boleh lupa untuk selalu
mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah membantu kita atau
memberikan/berbuat kebaikan untuk kita. Beliau mencontohkan misalnya
saat dia naik becak, selesai dia membayar, tak lupa dia mengucapkan
terima kasih, karena abang becak telah berhasil mengantarkannya dengan
selamat sampai di tujuan. Akhirnya sejak saat itu setiap kali saya naik
angkot, sehabis saya membayar ongkos tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada sang pengemudi. Sebuah motivasi yang menarik dan memang
penting datang sekitar dua puluh tahun yang lalu, namun hingga sekarang
masih lekat di ingatan dan menjadi motivasi saya juga untuk melakukan
hal serupa.
Selain itu, coba kita perhatikan dalam sebuah dialog pelajaran bahasa
Inggris, dialog yang berisi percakapan dua orang yang mungkin sudah lama
tidak bertemu biasanya dialog dibuka dengan pertanyaan apa kabar, lalu
dijawab dulu oleh yang ditanya dengan jawaban terima kasih, sebelum dia
bertanya balik tentang kondisi si penanya, mungkin gambaran dialog itu
bisa seperti ini:
Adelina: Hi Nurul. How are you?
Nurul: alhamdulillaah, I’m fine, Teteh, thank you. How about you?
Adelina: alhamdulillaah… Teteh is also fine. Thanks Nurul.
Dari dialog itu saja kita bisa melihat dan belajar bahwa ketika
seseorang bertanya tentang keadaan kita, lazimnya kita mengucap terima
kasih karena orang tersebut sudah cukup peduli akan kita dengan bertanya
apa kabar ke kita, nah ini masa orang sudah membantu kita apapun
bentuknya, kita tidak sanggup mengucapkan terima kasih sedikit saja?
Coba perhatikan diri kita masing-masing nanti, saat kita berdialog atau
berinteraki baik lisan maupun tulisan, panjang dan juga pendek
dialognya, dengan orang lain,siapa saja, baik orang yang kita kenal
maupun tidak, apakah kita termasuk yang sulit atau mungkin jarang ingat
untuk mengucapkan terima kasih, jika ya, rasanya sudah saatnya mencoba
mengubah kebiasaan itu, karena mengucapkan terima kasih serta mendoakan
orang yang telah berbuat kebaikan untuk kita adalah bagian dari bentuk
komunikasi yang baik, bahkan perbuatan itu adalah sunnah Rasulullah SAW.
yang sangat baik jika dilakukan, dan sangat sayang apabila
ditinggalkan, berikut haditsnya, “Barangsiapa yang diberikan satu
perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan
“jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka
sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.”
(HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi
dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam
musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi).
Hadits saya kutipkan dari
http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html
Kuningan, Jakarta, 10 Juli 2015
Adelina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar