Sebenarnya tulisan
yang benar untuk nama pulau yang menjadi topik tulisanku kali ini adalaha Belitung, namun saya lebih senang menyebutnya Belitong seperti
yang muncul dari mulut orang-orang saat mengucapkannya, atau juga tulisan yang
beberapa orang juga menulisnya.
Ya kali ini saya alhamdulillaah dikasih rejeki
oleh Allah untuk mengunjungi pulau Belitung, yang namanya makin dikenal sejak
sebuah film berjudul Laskar Pelangi mengambil Belitung sebagai fokus tempat
pengambilan gambarnya. Berkunjung ke Belitung dengan adik adik adalah sesuatu
yang juga menambah nilai dari perjalanan ini, apalagi perjalanan ini juga bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang tepatnya jatuh pada tanggal 17 Agustus.
Sabtu, 15 Agustus 2015
Pukul 08.35 pagi waktu pesawat kami akan tinggal landas dari
bandara Soekarno Hatta,namun pukul 06.00 saya dan Nurul sudah tiba, sempat menanti
adik adik yang lain, dan bertemu mba Dian, seseorang yang membantu kami
mengurus perjalanan ke Belitung sebelum akhirnya kami masuk ke dalam check in
counter mengurus bagasi. Pagi itu setelah selesai kami mengurus bagasi, kami mampir ke sebuah rumah makan karena saya dan Nurul belum sarapan.Setibanya di sana Tony sempat tersadar kalau dia kehilangan jam tangannya…
Ah ada ada saja. Tapi Tony tetap bersemangat, syukurnya sampai kami pulang
kembali masalah jam tangan hilang tidak membuatnya risau (sok tau gini gue
hehehe, padahal mungkin Tony masih risau).
Tepat pukul 08.35 pesawat kami menuju Bandara Hanadjoeddin
lepas landas meninggalkan bandara Soetta dan waktu tempuh hanya 45 menit.
Alhamdulillaah perjalanan di udara lancar dan kami selamat tiba di bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung. Setibanya di bandara
Hanandjoeddin, kami langsung sibuk berfoto-foto mengabadikan momen bersama.
Mungkin agak lama kami menghabiskan waktu foto-foto, namun ternyata saat kami beranjak dari lapangan parkir pesawata dan masuk ke dalam untuk mengambil bagasi, tas kami pun belum tiba di tempatnya sehingga kami masih
harus menunggu beberapa menit lebih lama. Selesai urusan dengan bagasi, kami langsung
menuju keluar dan di gerbang keluar sudah tampak seorang anak muda yang menjemput kami, dia memegang kertas yang bertuliskan nama saya disana, Welcome to Belitung Ibu Adelina, hahhaah…
Anak muda itu yang menjemput kami itu bernama Fherros dan dia akan menjadi juru mudi
serta pemandu kami selama kami di Belitung.
Beranjak dari bandara, kami melanjutkan perjalanan, dan tempat yang kami kunjungi pertama adalah Danau Kaolin atau
Danau Biru. Menurut cerita Fherros, danau Kaolin terbentuk secara tidak
sengaja. Di dataran di mana orang orang menggali dan mengambil kaoli lama lama
muncul sumber air yang membentuk sebuah danau yang lumayan besar. Jika dilihat
lihat, danau Kaolin ini mirip dengan Kawah Putih yang ada di Jawa Barat. Menarik
sekali. Di sana kami sibuk berfoto foto lagi sambil takjub dengan ciptaan Tuhan
yang kadang kita tidak mengira kapan dia bisa muncul dan terbentuk tanpa
rencana. Cuaca panas, matahari terik tidak menghalangi kami berfoto foto,
bermodalkan kaca mata hitam, sunblock, dan topi, sibuklah kami berfoto foto
beramai ramai dan selfie hohohoho…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar