Minggu, 27 September 2015

Tak Penting Lagikah Sebuah Ucapan Terima Kasih?

Sejak dulu saya perhatikan, ada saja orang yang tidak senang atau mungkin terlalu angkuh untuk mengucap kata terima kasih, bahkan saya menemukannya di antara segelintir rekan kerja yang bergelut di dunia pendidikan, sementara padahal sekelompok lain di masyarakat malah sedang mencoba menjadi lebih baik dalam menyampaikan ucapan terima kasih dengan menambah bentuk kata terima kasih yang dalam bahasa Arabnya adalah syukron, dengan ucapan terima kasih yang diiringi doa yang berbunyi Jazakumullah Khairan Katsiran ( semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak).

Saya kembali teringat cerita seorang ibu guru saat masih di bangku SMP dulu. Saya masih ingat betul, nama ibu guru saya itu bu Nunung, dia mengajar mata pelajaran Ekonomi, ehtah apa pemicunya, hari itu bu Nunung bercerita bahwa kami, siswa didiknya tidak boleh lupa untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah membantu kita atau memberikan/berbuat kebaikan untuk kita. Beliau mencontohkan misalnya saat dia naik becak, selesai dia membayar, tak lupa dia mengucapkan terima kasih, karena abang becak telah berhasil mengantarkannya dengan selamat sampai di tujuan. Akhirnya sejak saat itu setiap kali saya naik angkot, sehabis saya membayar ongkos tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sang pengemudi. Sebuah motivasi yang menarik dan memang penting datang sekitar dua puluh tahun yang lalu, namun hingga sekarang masih lekat di ingatan dan menjadi motivasi saya juga untuk melakukan hal serupa.

Selain itu, coba kita perhatikan dalam sebuah dialog pelajaran bahasa Inggris, dialog yang berisi percakapan dua orang yang mungkin sudah lama tidak bertemu biasanya dialog dibuka dengan pertanyaan apa kabar, lalu dijawab dulu oleh yang ditanya dengan jawaban terima kasih, sebelum dia bertanya balik tentang kondisi si penanya, mungkin gambaran dialog itu bisa seperti ini:
Adelina: Hi Nurul. How are you?
Nurul: alhamdulillaah, I’m fine, Teteh, thank you. How about you?
Adelina: alhamdulillaah… Teteh is also fine. Thanks Nurul.

Dari dialog itu saja kita bisa melihat dan belajar bahwa ketika seseorang bertanya tentang keadaan kita, lazimnya kita mengucap terima kasih karena orang tersebut sudah cukup peduli akan kita dengan bertanya apa kabar ke kita, nah ini masa orang sudah membantu kita apapun bentuknya, kita tidak sanggup mengucapkan terima kasih sedikit saja? Coba perhatikan diri kita masing-masing nanti, saat kita berdialog atau berinteraki baik lisan maupun tulisan, panjang dan juga pendek dialognya, dengan orang lain,siapa saja, baik orang yang kita kenal maupun tidak, apakah kita termasuk yang sulit atau mungkin jarang ingat untuk mengucapkan terima kasih, jika ya, rasanya sudah saatnya mencoba mengubah kebiasaan itu, karena mengucapkan terima kasih serta mendoakan orang yang telah berbuat kebaikan untuk kita adalah bagian dari bentuk komunikasi yang baik, bahkan perbuatan itu adalah sunnah Rasulullah SAW. yang sangat baik jika dilakukan, dan sangat sayang apabila ditinggalkan, berikut haditsnya, “Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan “jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi). Hadits saya kutipkan dari http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html

Kuningan, Jakarta, 10 Juli 2015
Adelina

What Skills Are You Good at?

I am always amazed when I hear people, most of them are my students, sing new songs well and fluently, have no problems with their pronunciation, especially, when I asked them about it, they told me that they could remember the songs or the lyrics just by listening the songs or music often without reading the lyrics text. I, myself, cannot do that kind of thing as well as they do it. Here I believe, every person has different talents and abilities. Some people are given the listening skill well, as easy as my students they can remember the things they listen easily, some others are given different things, they do better for other skills, perhaps they can write more easily than others, or maybe they are good at speaking, they can speak English perfectly, for example, like a British, etc.

So folks, what I am trying to tell, finally in my class I like reminding my students not to feel worry if they feel difficult in doing a skill, they must be better at doing some other skills, and about the skill they are not good at, actually they can practise it, for example for me, because I do not have good enough skill at listening to remember a song, so I need to prepare more, if I want to remember a song, I need to prepare the lyrics to be read, after that I play the music, sing it, and do it repeatedly, later when I listen to the song without the lyrics I can sing the song well too as other people do:)
Keep our spirit high!!

Cheers, ^_^

Mata Merah Kenapa Ya?

Astaghfirullaah, saya kaget lihat mata kanan saya kemaren siang. Ga berasa sakit, ga berair juga, karena ada teman tanya apa terasa sakit dan berair karena dia pernah ngalamin, tapi berair dan dokter bilang itu virus. Yang saya ini ga tahu sih kenapanya. Terus kan saya baca baca di internet, katanya ga apa apa, dalam beberapa hari juga akan sembuh insyaa Allah. Tapi kemudian saya iseng naruh foto mata saya ini di path, eh temen temen lumayan rame dan mereka pada nyaranin supaya saya ke dokter saja supaya dikasih obat sehingga mencegah berdarahnya itu ga sampe ke bagian yang hitam. Akhirnya ya saya putuskan untuk ke dokter saja segera, insyaa Allah nanti pagi ke dokter mata di Carolus saja. Tadinya mau ke RS Aini, tapi jauh di Kuningan, sementara Carolus lebih dekat, dan sekalian saja saya ijin ga masuk istirahat. Semoga saja ga ada masalah serius dengan mata saya, mudah mudahan hanya karena kelelahan saja. semoga lekas dikasih sehat lagi sama Allah Sang mAha Penyembuh, aamiin.


Jakarta, 28 September 2015

Minggu, 13 September 2015

Ghibah

Salah satu hal yang paling sulit untuk dihindari adalah berghibah alias ngomongin orang terutama kalau sudah bertemu kelompok orang orang tertentu yang kemungkinan besar bertemu dan berinteraksi dan akhirnya di antara obrolan ada saja orang yang diomongin.Astaghfirullaah... Akhirnya mungkin kalau sudah terperangkap di dalam situasi seperti itu dan kita tidak bisa kabur banyak banyak istighfar dan tidak ikut merespon. Bismillaah ya Allah semoga bisa dengan niat karenaMu.

Tahu ga siapa saja orang orang yang diomongin? Ya segala macam, figur publik pun termasuk yang menjadi bahan obrolan, padahal tetap saja itu namanya berghibah. Itu tuh acara televisi yang isinya infotainment bahaya juga itu, bisa bisa di istu kita juga terperangkap ghibah karena menonton infotainment. Misalnya saja nih, sebuah infotainment menayangkan berita tentang perselingkuhan seorang artis yang menyebabkan retaknya rumah tangga, iiiih itu kan aib orang kenapa diperbincangkan? Terusnya lagi kita kan ketemu teman, terus pas ngobrol keluar deh tuh, "eh eh eh, tadi ya di tv gue denger artis A itu ternyata punya selingkuhan loh..." Rasanya ringan banget tuh ngobrolnya, padahal mah astaghfirullaah... Ga boleh itu... Dosa....

Nah jadi sekarang kita kudu hati hati banget yah sama yang namanya ghibah. Kalau terlanjur terjebak, jangan lupa banyak banyak istighfar dan keep quiet.

Jakarta, 13 September 2015