Kamis, 29 Mei 2014

KEBERPIHAKAN



Sebuah pengalaman mengajarkan saya, yang sebenarnya selalu berusaha untuk berpikir positif ini, bahwa dalam kehidupan tidak dapat dipungkiri sesuatu yang postif itu pada akhirnya dapat terkalahkan atas sesuatu yang negative ketika muncul keberpihakan. Keberpihakan yang dikendalikan rasa lebih tahu, atau mungkin sekedar ingin terlihat macho, pada akhirnya dapat terjadi dan memusnahkan hal-hal positif yang telah dibangun sedemikian rupa. Saya menyadari, ini lah dunia, semua ada di dalamnya, hal-hal yang kita sukai maupun tidak sukai berkumpul di sana. 

Keberpihakan akan mampu memecah persatuan, itu adalah kenyataan pahit yang harus diterima. Yang harus mampu kita kelola di dalam kepala adalah bahwa sesuatu yang terjadi apapun itu bentuknya, bagaimanapun rasanya adalah rahasia Sang Empunya hidup Allah Swt. sehingga seberapa kuat kita mengembalikan kebersamaan dan persatuan, jika Si Empunya kehidupan bilang belum bisa atau tidak bisa, maka kita harus siap dengan apa yang menurut kita pahit dirasa. 

Saya tidak akan membenci keberpihakan karena itu adalah suatu hal yang alami yang terjadi tanpa kita sadari kita pun kerap melakukannya terhadap orang orang di sekitar kita. Hadapilah keberpihakan dengan tegar dan doa panjang, serta yakinlah bahwa Allah akan membuat segala sesuatunya baik pada waktunya, Tidak akan pernah meleset keputusanNya, yang membuat kita kacau hanyalah harapan-harapan bahwa sesuatu itu harus terjadi seperti yang ada di kepala kita. Kenyataannya, tentu saja tidak, yang akan terjadi adalah yang ada di kepalaNya atau lebih tepatnya yang ada di lauh mahfuz. Saya kembali diyakinkanNya tentang itu pagi ini. Dan bersyukurlah saya kepadaNya. Terima kasih ya Robbi.

Bandung, 30 Mei 2014

Sabtu, 24 Mei 2014

Zaman Sekarang Tidak Boleh Tidak Bisa Bahasa Inggris. Harus Bisa!!




Beberapa bulan yang lalu sempat iseng bertanya ke teman-teman di FB tentang pengalaman belajar bahasa Inggris. Alhamdulillaah ada beberapa yang kasih komentar, hamper semua adalah teman SMA yang saya akui bahasa Inggrisnya bagus-bagus, ya minimal tidak malu-maluin lah.

Berdasarkan cerita atau komentar yang didapat, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan kalau mau berhasil dalam belajar bahasa Inggris. Pertama adalah motivasi, lalu yang kedua adalah balajar dan latihan yang keras, lalu selanjutnya adalah kreativitas, yang keempat fasilitas.

Sekarang coba saya jabarkan dulu tentang motivasi ya. Motivasi itu datangnya bisa dari diri sendiri atau biasa disebut internal motivation dan yang datangnya bukan dari kita, misalnya dari orang tua, itu external motivation. Jadi memang fakta bahwa orang tua itu memberikan peranan dalam perkembagan anak termasuk perkembangan kemampuan berbahasa. Belajar bahasa Inggris mungkin menurut sebagian orang tua tidak dianggap penting karena mungkin orang tua tidak melihatnya sebagai asset yang berharga untuk masa depan anak. Biasanya orang tua yang, maaf, biasa-biasa saja, bekerjanya tidak berhubungan dengan penggunaan bahasa Inggris biasanya menganggap remeh bahwa bahasa asing, tidak hanya bahasa Inggris itu penting, sementara orang tua yang berkecimpung di dunia kerja yang lebih global, menggunakan bahasa Inggris di dalam pekerjaannya akan lebih memotivasi anak-anaknya untuk lebih tekun mempelajari ilmu bahasa termasuk bahasa asing. Jadi kalau mau anak kita belajar lebih awal dari mereka masih kecil, ya otomatis memang orang tua yang harus memotivasi, kelak jiak sudah beranjak remaja atau dewasa motivasi dari dalam sendiri akan muncul atau bisa juga karena anak kita melihatnya dari lingkungan sekitar entah dari saudara-saudara atau sekedar dari bacaan dan tontonan mereka di TV.  Tapi intinya, motivasi itu selalu penting dalam masalah pembelajaran dan ortu adalah suri tauladan anak, karena itu mari berusaha menjadi ortu yang semangat selalu dalam belajar ya sehingga anak bisa menumbuhkan dan mengembang rasa percaya diri dan keberaniannya dalam belajar segala macam ilmu, terutama dalam hal ini bahasa Inggris. 

Ini testimoni tentang motivasi dari sahabat saya, Iko, “ …'teachers' di sini luas maksudnya, buat gw yg pertama adl Nyokap; always motivate even push me to the max to learn n learn English. Waktu gw kecil, Nyokap suka ajarin vocab dg main tny jwb.. Ampe skrg aja suka ajak Alang bhs Inggris :))” Alang itu anaknya Iko.

Kalo ini komen dari Ratih, satu sahabat saya juga, dia bilang “Kl di sini (Indonesia maksudnya Ratih), pengalaman gw, org2 suka ngetawain kl qta salah ngomong, n kl udah diketawain, efeknya jd ga pede deh, pdhl bhs inggris itu needs practice n mnrt gw, wajar bgtlah kl qta salah2 ngomong in english, kan qta bukan org sana.” Ya itu, kalau mau memotivasi tidak boleh kita mentertawakan kesalahan pemelajar, kesalahan anak, juga kesalahan murid. Kalau teman-temannya di kelas mentertawakan, harus diberikan pemahaman tentang efek mentertawakan, itu yang biasa saya lakukan di kelas.

Selanjutnya adalah belajar dan latihan keras. Jadi begini ya pembaca, namanya keahlian, ya harus sering dilatih, sama seperti keahlian lain misalnya keahlian berolahraga basket, semakin dilatih akan semakin jago, belajar bahasa asinng atau belajar bahasa Inggris juga begitu, dan jaman sekarang latihan dapat dilakukan di mana saja, banyak media yang dapat membatu kita berlatih bahasa Inggris, buka internet tinggal cari di mesin pencari, google misalnya. Salah satu laman internet yang bisa dipakai untuk berlatih bahasa Inggris itu misalnya http://www.englisch-hilfen.de/en/ dan http://www.eslfast.com/. Coba buka deh. Nah latihan ini harus dilakukan secara terus menerus, harus tekun melakukannya, karena kalau latihannya hanya sekali-sekali, missal sekali sebulan, ya tak pengaruh banyak lah. Jadi begitu ya, harus rajin berlatih.

Yang ketiga adalah kreativitas. Seseorang yang kreativitasnya tinggi biasanya idenya banyak, semakin kreatif orangnya semakin bervariasi cara belajarnya. Nah kalau begitu bagaimana caranya supaya bisa kreatif, ya termasuk dengan ikut kelompok-kelompok belajar, missal kelompok belajar bahasa Inggris yang ada di sekolah, kelompok debat bahasa Inggris, dsb. Lalu bisa juga kreatif dengan mamanfaatkan fasilitas yang ada. Nah ini jadi bersambung ke faktor keempat yaitu fasilitas. Misalnya di rumah sudah disediakan computer oleh otang tua, computer harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna, misalnya belajar bahasa Inggris online, lalu kalau tidak ada computer, mungkin di sekolah ada fasilitas perpustakaan, coba rajin-rajinlan mencari buku berbahasa Inggris untuk dibaca. Membaca buku itu bisa dimanfaatkan untuk bermacam keahlian, misalnya keahlian membaca. Seseorang yang membiasakan dirinya berlatih membaca buku dengan keras akan juga melatih kemampuan pengucapan bahasa yang digunakan buku tsb. Lalu bisa menambah kosa kata yang dimiliki, serta akhirnya semakin banyak buku yang dibaca, akan semakin banyak hal yang dapat dijadikan modal menulis. Akan sangat menyenangkan apabila kemudian kita dapat menulis menuangkan ide-ide yang didapat dari hasil membaca. Selain itu ada juga teman-teman yang mungkin mendapat fasilitas lebih lainnya, maklumlah jaman sekarang, apalagi di kota besar seperti Jakarta, fasilitas sudah bertebaran di mana-mana, tinggal kita yang pandai-pandai memanfaatkannya.

Oiya, selain 4 hal di atas, seorang teman juga bicara tentang bantuan guru dan teman dalam proses pembelajaran, tentu saja guru dan teman bisa menjadi factor penting. Guru dan teman dapat didapat dari orang-orang yanga ada di sekitar kita, misal dari sekolah, temoat bekerja, bahkan tetangga baik tetangga di rumah maupun tetangga di internet, hehehhe. Tetangga di internet ini maksud saya adalah teman-teman ngeblog, atau teman-teman hasil pertemanan lewat ruang-ruang atau kelompok belajar yang ada di internet. Terlebih lagi kalau seseorang itu sudah remaja atau dewasa biasanya sudah bisa dengan mudah belajar sendiri tanpa guru. Salah satu teman saya, Ceuceu bercerita kalau dia punya sepupu yang memiliki teman yang keinginannya sangat keras sehinga walaupun tidak ikut kursus, dia bisa jago bahasa Inggris karena belajar mandiri, rajin berlatih dan menghafal kosa kata.

Baiklah, sekian dulu berbagi idenya. Kalau ada yang kurang sila ditambahkan saja. Mari kita saling berbagi :) Semoga tulisan ini menjadi sesuatu yang bermanfaat ya ;)


Jakarta 25 Mei 2014

Selasa, 13 Mei 2014

Saya dan Belajar Mengaji (Membaca Al Quran)


Aisyah r.a. mengatakan bahwa Nabi Saw bersabda, "Orang yang mahir membaca dan memahami Al Qur'an, maka ia bersama para malaikat mulia. Sedangkan, seorang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata, tetapi tekun mempelajarinya, maka ia akan mendapat dua kali lipat pahala." (H.R. Bukhari)

Saya mau bercerita sedikit mengenai saya dan mengaji. Saya belajar mengaji sejak SD mungkin. Dulu ibu dan ayah memanggil guru mengaji untuk datang ke rumah saat kami di Ciputat. Saat itu saya ingat usia saya sudah sekitar 9 tahun, dan tidak berlangsung lama, karena setelah 3 tahun kami di Ciputat kemudian kami pindah ke Cinere. Entah mengapa, guru mengaji yang selalu datang dua kali dalam seminggu itu kemudian tidak melanjutkan pelajaran mengaji di rumah Cinere dan saya pun lupa sama sekali tentang itu. 

Saat di Cinere  seingat saya ada dua guru mengaji yang sempat datang untuk mengajar kami mengaji di rumah, tapi entah bagaimana pula akhirnya saya merasa saat saya duduk di bangku SMP kemampuan mengaji saya masih sangatlah rendah, membaca masih terbata-bata, bahkan hingga usia SMA. Saya ingat pesan ibu guru Agama Islam saat saya mengaji terbata-bata di bangku kelas 3 SMP, Ibu Wiwi namanya kalau saya tidak salah, Ibu Wiwi bilang, saya harus sering membacanya/mengajinya supaya lancar.  Namun ya namanya juga anak-anak, senang main, senang melakukan yang lain, pesan Bu Wiwi tidaklah membuat saya tambah rajin mengaji, heheheh, bandel juga lah saya ini, baru akhirnya pas kelas 2 SMA saya ikut ekskul "membaca Quran" karena merasa malu juga sama teman-teman waktu itu kalau bulan Ramadhan disuruh memimpin mengaji tapi membacanya terbata-bata, dan malu juga sama ibu dan bapak guru saat tes mengaji eh tidak lancar membacanya. Ekskul tersebut dibimbing oleh Bu Ibra, salah satu guru Agama Islam saat itu. Setiap hari Selasa saya datang ke musholla di sekolah sebelum sekolah di siang hari. Yang kami lakukan, bersama-sama dengan teman-teman yang lain yang ikut ekskul itu, tentunya ya mengaji, berganti-gantian kami membaca beberapa ayat, saat ada yang salah Bu Ibra akan memperbaiki, begitu selalu setiap pertemuan. Alhamdulillaah sedikit demi sedikit ada kemajuan yang saya rasakan.

Cerita tentang belajar mengaji masih terus berlanjut, sempat malah saat saya sudah kuliah, dengan teman-teman SMA kami berkumpul di rumah seorang kawan dan sengaja memanggil guru mengaji, namun seiring bertambah banyaknya kegiatan kami dan pastinya rasa malas yang ampun-ampunan banget, kegiatan mengaji itu akhirnya bubar. Ah so sad… 

Saat kuliah di UNAS juga seingat saya, saya sempat belajar mengaji dengan kakak-kakak Rohis di sana, tapi ya itu lah, tidak pernah lama. Bagaimana dengan mengaji di mesjid, ikut kegiatan remaja mesjid begitu? Jangan ditanya, saya ini orangnya sebenarnya pemalu, jadi sebenarnya saya tidak terlalu suka keramaian, jadi yang namanya remaja mesjid, kegiatan ramai-ramai gitu, pernah sih pingin ikut, pernah juga saya mendaftar, tapi ya itu sekedar mendaftar saja. Hehehehe… Akhirnya belajar mengajinya dilakukan sendiri saja. Di rumah belajar mengaji dengan ibu dan ayah, mendengar dan menyimak mereka mengaji itu salah satunya cara belajarnya. Alhamdulillaah, sejarang-jarangnya saya mengaji, masih terus mengaji, walau kadang membacanya hanya surat-surat favorit tertentu seperti Al Mulk, Al Waqiah, Ar Rahman, dsb. 

Belakangan saya diajak anak-anak Rohis di kampus Perbanas Institute, juga beberapa adik mahasiswa USBI untuk ikut ODOJ, One Day One Juz. Awalnya saya tidak yakin bisa membaca 1 juz 1 hari, eh tapi ternyata setelah dicoba bisa, walaupun godaannya kencang banget sampe sekarang loooh kadang adaaaa aja alasan belum selesai membaca 1 juz. Yang patut disyukuri adalah akhirnya lama-lama mengaji saya menjadi lebih lancar dan pasti belajar lagi yang benar tentang cara mengaji atau tajwidnya. Alhamdulillaah banyak kawan-kawan yang bisa dijadikan tempat bertanya/belajar, in shaa Allah dengan mengaji bisa menjadi hamba yang lebih tahu diri, maklumlah, kekurangan saya segudang banyaknya, bahkan mungkin segudang juga lebih. 

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa dan kekurangan saya, juga rasa malas dan segala macam hal sia-sia yang sudah terlanjur saya lakukan, aamiin.

Ayok lah mengaji :)

Jakarta, 14 Mei 2014

A GENEROUS MOTORCYLE RIDER



Back to 2009 there was one night I could not forget. I was on the way to the train station. My friend informed me that she gave me wrong schedule of the depart time of my train to Yogyakarta. It should be earlier than the one I was informed. Consequently, I was in a hurry. Unfortunately, the weather was not good at that night. I tried to order a taxi, but none showed up; finally, I decided to go out from my house, 10-minute walking distance from the main street where I usually catch a taxi. The heavy rain could not stop me from walking to that street. I had to do it. I waited on the pedestrian zone, hoping there would be a taxi I could stop, but Friday night traffic in Jakarta, honestly, is always a hell for everyone in the city, especially with the falling of the rain, it is always difficult to get a taxi during rush hours. After waiting, I eventually decided to take a bus. However, as the rain and the traffic jam got worse, until one intersection I got off from the bus and tried to find a motorcycle taxi, because I thought that motorcycle taxi could reach the destination faster. Too bad, that night everything seemed messy, none motorcycle taxi I found. I started walking and kept thinking how I could reach the station on time so I could catch the train. When I was walking I saw the line of many motorcycles waiting for the green light at an intersection, and bravely and without feeling ashamed, I asked one of the riders to allow me to take a ride with him to the station, because he was going to the same direction as the station. Thank God, he said yes. He did not only give a ride, he directly took me to the nearest gate so I could catch up the train. When I offered him the money for the ride, he refused it; he said that he was happy helping me, in fact saving me from being left by the train. That night I learned again that good things and happiness are not always about materialistic things. The experience also taught me that when we are kind and good, than good things also would come to us automatically. So being someone good is always important, no matter what, it will go back to us.