Sabtu, 17 Oktober 2015

Bunga Mawar Lambang Persahabatan




Bunga mawar di taman saatnya mekar,
warna warni warnanya tampak indah sebelum memudar
Bunga mawar beragam warna bermakna lembut dan sangar,
Warna warni ada putih, merah, kuning, cerah bagai pendar.


Jakarta, 17 Oktober 2015

Rabu, 14 Oktober 2015

Sebuah Catatan :) Satu Muharram 1437 Hijriyah

Ke mana sajakah kakiku melangkah?
Kakiku setiap hari melangkah ke tempat kerja. Mudah-mudahan pekerjaan yang kulakukan bermanfaat dan membawa berkah untukku dan semua yang terlibat dengan pekerjaan itu.
Kakiku setiap hari melangkah ke tempat penjual makanan atau kantin kantor. Mudah-mudahan makanan apapun itu walau hargnya murah bisa membantu tubuh ini berkembang sehat.
Kakiku sesekali melangkah ke tempat makan di mall. Mudah-mudahan makanan yang kumakan di sana benar benar halal.
Kakiku sesekali melangkah ke bioskop. Mudah-mudahan dari film yang kutonton ada pelajaran yang bisa diambil.
Kakiku kadang melangkah ke mesjid untuk mendengarkan ceramah. Mudah-mudahan walau hanya sesekal aku mendengar ceramah di mesjid,i ilmu agama yang kudapat di masjid dapat membantuku hidup bahagia dunia akhirat.
Kakiku seminggu sekali melangkah ke taman di rumah untuk mencari keringat. Mudah-mudahan walaupun cuma seminggu sekali olah raga itu membantuku memperoleh ridho Allah agar aku sehat.
Kakiku sekali sekali melangkah ke rumah teman, ke rumah saudara, ke rumah yatim, atau ke rumah sakit untuk bersilaturahmi, menjenguk yang sakit, pun yang sehat. Mudah-mudahan silaturahmi ini membawa banyak hal baik untuk kami.
Kakiku sekali sekali pergi ke makam ibu dan ayah, tak harus hanya saat berlebaran. Mudah-mudahan Allah lapangkan kubur kami, juga Allah selamatkan kami dari siksa kubur itu.
Kakiku setahun sekali minimal alhamdulillaah bisa menapak kota di luar kota Jakarta dan sekitarnya. Mudah-mudahan dengan melihat sisi lain bumi ini aku dapat semakin mensyukuri apa apa yang sudah Allah beri kepadaku.
Kakiku ingin sekali dapat melangkah ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Mudah-mudahan niat ini semata-mata murni karena cintaku kepada Allah dan mudah-mudahan Allah mengabulkan keinginanku ini.
Ke manakah aku ingin melangkah? Tentunya banyak tempat selain ke tanah suci Mekkah dan Madinah, bahkan dulu sekali sampai jaman nafsu masih begitu menggebu, aku masih ingin sekali pergi ke club atau diskotik atau apapun namanya itu. Alhamdulillaah kakiku ini tak pernah Allah ijinkan pergi sana, sungguh aku beryukur, dan aku yakin sungguh Allah lebih tahu mana yang lebih baik untukku, karena memang sesungguhnya aku tak tahu apa apa, sungguh Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu.
Mudah-mudahan Allah selalu membimbing kita sehingga kita langkahkan kaki kita ke tempat di mana banyak berkah bisa kita temukan di sana, insyaa Allah, aamiin.

Minggu, 27 September 2015

Tak Penting Lagikah Sebuah Ucapan Terima Kasih?

Sejak dulu saya perhatikan, ada saja orang yang tidak senang atau mungkin terlalu angkuh untuk mengucap kata terima kasih, bahkan saya menemukannya di antara segelintir rekan kerja yang bergelut di dunia pendidikan, sementara padahal sekelompok lain di masyarakat malah sedang mencoba menjadi lebih baik dalam menyampaikan ucapan terima kasih dengan menambah bentuk kata terima kasih yang dalam bahasa Arabnya adalah syukron, dengan ucapan terima kasih yang diiringi doa yang berbunyi Jazakumullah Khairan Katsiran ( semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak).

Saya kembali teringat cerita seorang ibu guru saat masih di bangku SMP dulu. Saya masih ingat betul, nama ibu guru saya itu bu Nunung, dia mengajar mata pelajaran Ekonomi, ehtah apa pemicunya, hari itu bu Nunung bercerita bahwa kami, siswa didiknya tidak boleh lupa untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah membantu kita atau memberikan/berbuat kebaikan untuk kita. Beliau mencontohkan misalnya saat dia naik becak, selesai dia membayar, tak lupa dia mengucapkan terima kasih, karena abang becak telah berhasil mengantarkannya dengan selamat sampai di tujuan. Akhirnya sejak saat itu setiap kali saya naik angkot, sehabis saya membayar ongkos tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sang pengemudi. Sebuah motivasi yang menarik dan memang penting datang sekitar dua puluh tahun yang lalu, namun hingga sekarang masih lekat di ingatan dan menjadi motivasi saya juga untuk melakukan hal serupa.

Selain itu, coba kita perhatikan dalam sebuah dialog pelajaran bahasa Inggris, dialog yang berisi percakapan dua orang yang mungkin sudah lama tidak bertemu biasanya dialog dibuka dengan pertanyaan apa kabar, lalu dijawab dulu oleh yang ditanya dengan jawaban terima kasih, sebelum dia bertanya balik tentang kondisi si penanya, mungkin gambaran dialog itu bisa seperti ini:
Adelina: Hi Nurul. How are you?
Nurul: alhamdulillaah, I’m fine, Teteh, thank you. How about you?
Adelina: alhamdulillaah… Teteh is also fine. Thanks Nurul.

Dari dialog itu saja kita bisa melihat dan belajar bahwa ketika seseorang bertanya tentang keadaan kita, lazimnya kita mengucap terima kasih karena orang tersebut sudah cukup peduli akan kita dengan bertanya apa kabar ke kita, nah ini masa orang sudah membantu kita apapun bentuknya, kita tidak sanggup mengucapkan terima kasih sedikit saja? Coba perhatikan diri kita masing-masing nanti, saat kita berdialog atau berinteraki baik lisan maupun tulisan, panjang dan juga pendek dialognya, dengan orang lain,siapa saja, baik orang yang kita kenal maupun tidak, apakah kita termasuk yang sulit atau mungkin jarang ingat untuk mengucapkan terima kasih, jika ya, rasanya sudah saatnya mencoba mengubah kebiasaan itu, karena mengucapkan terima kasih serta mendoakan orang yang telah berbuat kebaikan untuk kita adalah bagian dari bentuk komunikasi yang baik, bahkan perbuatan itu adalah sunnah Rasulullah SAW. yang sangat baik jika dilakukan, dan sangat sayang apabila ditinggalkan, berikut haditsnya, “Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan “jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi). Hadits saya kutipkan dari http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html

Kuningan, Jakarta, 10 Juli 2015
Adelina

What Skills Are You Good at?

I am always amazed when I hear people, most of them are my students, sing new songs well and fluently, have no problems with their pronunciation, especially, when I asked them about it, they told me that they could remember the songs or the lyrics just by listening the songs or music often without reading the lyrics text. I, myself, cannot do that kind of thing as well as they do it. Here I believe, every person has different talents and abilities. Some people are given the listening skill well, as easy as my students they can remember the things they listen easily, some others are given different things, they do better for other skills, perhaps they can write more easily than others, or maybe they are good at speaking, they can speak English perfectly, for example, like a British, etc.

So folks, what I am trying to tell, finally in my class I like reminding my students not to feel worry if they feel difficult in doing a skill, they must be better at doing some other skills, and about the skill they are not good at, actually they can practise it, for example for me, because I do not have good enough skill at listening to remember a song, so I need to prepare more, if I want to remember a song, I need to prepare the lyrics to be read, after that I play the music, sing it, and do it repeatedly, later when I listen to the song without the lyrics I can sing the song well too as other people do:)
Keep our spirit high!!

Cheers, ^_^

Mata Merah Kenapa Ya?

Astaghfirullaah, saya kaget lihat mata kanan saya kemaren siang. Ga berasa sakit, ga berair juga, karena ada teman tanya apa terasa sakit dan berair karena dia pernah ngalamin, tapi berair dan dokter bilang itu virus. Yang saya ini ga tahu sih kenapanya. Terus kan saya baca baca di internet, katanya ga apa apa, dalam beberapa hari juga akan sembuh insyaa Allah. Tapi kemudian saya iseng naruh foto mata saya ini di path, eh temen temen lumayan rame dan mereka pada nyaranin supaya saya ke dokter saja supaya dikasih obat sehingga mencegah berdarahnya itu ga sampe ke bagian yang hitam. Akhirnya ya saya putuskan untuk ke dokter saja segera, insyaa Allah nanti pagi ke dokter mata di Carolus saja. Tadinya mau ke RS Aini, tapi jauh di Kuningan, sementara Carolus lebih dekat, dan sekalian saja saya ijin ga masuk istirahat. Semoga saja ga ada masalah serius dengan mata saya, mudah mudahan hanya karena kelelahan saja. semoga lekas dikasih sehat lagi sama Allah Sang mAha Penyembuh, aamiin.


Jakarta, 28 September 2015

Minggu, 13 September 2015

Ghibah

Salah satu hal yang paling sulit untuk dihindari adalah berghibah alias ngomongin orang terutama kalau sudah bertemu kelompok orang orang tertentu yang kemungkinan besar bertemu dan berinteraksi dan akhirnya di antara obrolan ada saja orang yang diomongin.Astaghfirullaah... Akhirnya mungkin kalau sudah terperangkap di dalam situasi seperti itu dan kita tidak bisa kabur banyak banyak istighfar dan tidak ikut merespon. Bismillaah ya Allah semoga bisa dengan niat karenaMu.

Tahu ga siapa saja orang orang yang diomongin? Ya segala macam, figur publik pun termasuk yang menjadi bahan obrolan, padahal tetap saja itu namanya berghibah. Itu tuh acara televisi yang isinya infotainment bahaya juga itu, bisa bisa di istu kita juga terperangkap ghibah karena menonton infotainment. Misalnya saja nih, sebuah infotainment menayangkan berita tentang perselingkuhan seorang artis yang menyebabkan retaknya rumah tangga, iiiih itu kan aib orang kenapa diperbincangkan? Terusnya lagi kita kan ketemu teman, terus pas ngobrol keluar deh tuh, "eh eh eh, tadi ya di tv gue denger artis A itu ternyata punya selingkuhan loh..." Rasanya ringan banget tuh ngobrolnya, padahal mah astaghfirullaah... Ga boleh itu... Dosa....

Nah jadi sekarang kita kudu hati hati banget yah sama yang namanya ghibah. Kalau terlanjur terjebak, jangan lupa banyak banyak istighfar dan keep quiet.

Jakarta, 13 September 2015

Sabtu, 29 Agustus 2015

Belitong Hari Pertama Bagian Pertama (Nyicil Iseng)

Sebenarnya tulisan yang benar untuk nama pulau yang menjadi topik tulisanku kali ini adalaha Belitung, namun saya lebih senang menyebutnya Belitong seperti yang muncul dari mulut orang-orang saat mengucapkannya, atau juga tulisan yang beberapa orang juga menulisnya. 

Ya kali ini saya alhamdulillaah dikasih rejeki oleh Allah untuk mengunjungi pulau Belitung, yang namanya makin dikenal sejak sebuah film berjudul Laskar Pelangi mengambil Belitung sebagai fokus tempat pengambilan gambarnya. Berkunjung ke Belitung dengan adik adik adalah sesuatu yang juga menambah nilai dari perjalanan ini, apalagi perjalanan ini juga bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang tepatnya jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Sabtu, 15 Agustus 2015
Pukul 08.35 pagi waktu pesawat kami akan tinggal landas dari bandara Soekarno Hatta,namun pukul 06.00 saya dan Nurul sudah tiba, sempat menanti adik adik yang lain, dan bertemu mba Dian, seseorang yang membantu kami mengurus perjalanan ke Belitung sebelum akhirnya kami masuk ke dalam check in counter mengurus bagasi. Pagi itu setelah selesai kami mengurus bagasi, kami mampir ke sebuah rumah makan karena saya dan Nurul belum sarapan.Setibanya di sana Tony sempat tersadar kalau dia kehilangan jam tangannya… Ah ada ada saja. Tapi Tony tetap bersemangat, syukurnya sampai kami pulang kembali masalah jam tangan hilang tidak membuatnya risau (sok tau gini gue hehehe, padahal mungkin Tony masih risau).

Tepat pukul 08.35 pesawat kami menuju Bandara Hanadjoeddin lepas landas meninggalkan bandara Soetta dan waktu tempuh hanya 45 menit. Alhamdulillaah perjalanan di udara lancar dan kami selamat tiba di bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung. Setibanya di bandara Hanandjoeddin, kami langsung sibuk berfoto-foto mengabadikan momen bersama. Mungkin agak lama kami menghabiskan waktu foto-foto, namun ternyata saat kami beranjak dari lapangan parkir pesawata dan masuk ke dalam untuk mengambil bagasi, tas kami pun belum tiba di tempatnya sehingga kami masih harus menunggu beberapa menit lebih lama. Selesai urusan dengan bagasi, kami langsung menuju keluar dan di gerbang keluar sudah tampak seorang anak muda yang menjemput kami, dia memegang kertas yang bertuliskan nama saya disana, Welcome to Belitung Ibu Adelina, hahhaah…
Anak muda itu yang menjemput kami itu bernama Fherros dan dia akan menjadi juru mudi serta pemandu kami selama kami di Belitung. 

Beranjak dari bandara, kami melanjutkan perjalanan, dan tempat yang kami kunjungi pertama adalah Danau Kaolin atau Danau Biru. Menurut cerita Fherros, danau Kaolin terbentuk secara tidak sengaja. Di dataran di mana orang orang menggali dan mengambil kaoli lama lama muncul sumber air yang membentuk sebuah danau yang lumayan besar. Jika dilihat lihat, danau Kaolin ini mirip dengan Kawah Putih yang ada di Jawa Barat. Menarik sekali. Di sana kami sibuk berfoto foto lagi sambil takjub dengan ciptaan Tuhan yang kadang kita tidak mengira kapan dia bisa muncul dan terbentuk tanpa rencana. Cuaca panas, matahari terik tidak menghalangi kami berfoto foto, bermodalkan kaca mata hitam, sunblock, dan topi, sibuklah kami berfoto foto beramai ramai dan selfie hohohoho…