Minggu, 27 September 2015

Mata Merah Kenapa Ya?

Astaghfirullaah, saya kaget lihat mata kanan saya kemaren siang. Ga berasa sakit, ga berair juga, karena ada teman tanya apa terasa sakit dan berair karena dia pernah ngalamin, tapi berair dan dokter bilang itu virus. Yang saya ini ga tahu sih kenapanya. Terus kan saya baca baca di internet, katanya ga apa apa, dalam beberapa hari juga akan sembuh insyaa Allah. Tapi kemudian saya iseng naruh foto mata saya ini di path, eh temen temen lumayan rame dan mereka pada nyaranin supaya saya ke dokter saja supaya dikasih obat sehingga mencegah berdarahnya itu ga sampe ke bagian yang hitam. Akhirnya ya saya putuskan untuk ke dokter saja segera, insyaa Allah nanti pagi ke dokter mata di Carolus saja. Tadinya mau ke RS Aini, tapi jauh di Kuningan, sementara Carolus lebih dekat, dan sekalian saja saya ijin ga masuk istirahat. Semoga saja ga ada masalah serius dengan mata saya, mudah mudahan hanya karena kelelahan saja. semoga lekas dikasih sehat lagi sama Allah Sang mAha Penyembuh, aamiin.


Jakarta, 28 September 2015

Minggu, 13 September 2015

Ghibah

Salah satu hal yang paling sulit untuk dihindari adalah berghibah alias ngomongin orang terutama kalau sudah bertemu kelompok orang orang tertentu yang kemungkinan besar bertemu dan berinteraksi dan akhirnya di antara obrolan ada saja orang yang diomongin.Astaghfirullaah... Akhirnya mungkin kalau sudah terperangkap di dalam situasi seperti itu dan kita tidak bisa kabur banyak banyak istighfar dan tidak ikut merespon. Bismillaah ya Allah semoga bisa dengan niat karenaMu.

Tahu ga siapa saja orang orang yang diomongin? Ya segala macam, figur publik pun termasuk yang menjadi bahan obrolan, padahal tetap saja itu namanya berghibah. Itu tuh acara televisi yang isinya infotainment bahaya juga itu, bisa bisa di istu kita juga terperangkap ghibah karena menonton infotainment. Misalnya saja nih, sebuah infotainment menayangkan berita tentang perselingkuhan seorang artis yang menyebabkan retaknya rumah tangga, iiiih itu kan aib orang kenapa diperbincangkan? Terusnya lagi kita kan ketemu teman, terus pas ngobrol keluar deh tuh, "eh eh eh, tadi ya di tv gue denger artis A itu ternyata punya selingkuhan loh..." Rasanya ringan banget tuh ngobrolnya, padahal mah astaghfirullaah... Ga boleh itu... Dosa....

Nah jadi sekarang kita kudu hati hati banget yah sama yang namanya ghibah. Kalau terlanjur terjebak, jangan lupa banyak banyak istighfar dan keep quiet.

Jakarta, 13 September 2015

Sabtu, 29 Agustus 2015

Belitong Hari Pertama Bagian Pertama (Nyicil Iseng)

Sebenarnya tulisan yang benar untuk nama pulau yang menjadi topik tulisanku kali ini adalaha Belitung, namun saya lebih senang menyebutnya Belitong seperti yang muncul dari mulut orang-orang saat mengucapkannya, atau juga tulisan yang beberapa orang juga menulisnya. 

Ya kali ini saya alhamdulillaah dikasih rejeki oleh Allah untuk mengunjungi pulau Belitung, yang namanya makin dikenal sejak sebuah film berjudul Laskar Pelangi mengambil Belitung sebagai fokus tempat pengambilan gambarnya. Berkunjung ke Belitung dengan adik adik adalah sesuatu yang juga menambah nilai dari perjalanan ini, apalagi perjalanan ini juga bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang tepatnya jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Sabtu, 15 Agustus 2015
Pukul 08.35 pagi waktu pesawat kami akan tinggal landas dari bandara Soekarno Hatta,namun pukul 06.00 saya dan Nurul sudah tiba, sempat menanti adik adik yang lain, dan bertemu mba Dian, seseorang yang membantu kami mengurus perjalanan ke Belitung sebelum akhirnya kami masuk ke dalam check in counter mengurus bagasi. Pagi itu setelah selesai kami mengurus bagasi, kami mampir ke sebuah rumah makan karena saya dan Nurul belum sarapan.Setibanya di sana Tony sempat tersadar kalau dia kehilangan jam tangannya… Ah ada ada saja. Tapi Tony tetap bersemangat, syukurnya sampai kami pulang kembali masalah jam tangan hilang tidak membuatnya risau (sok tau gini gue hehehe, padahal mungkin Tony masih risau).

Tepat pukul 08.35 pesawat kami menuju Bandara Hanadjoeddin lepas landas meninggalkan bandara Soetta dan waktu tempuh hanya 45 menit. Alhamdulillaah perjalanan di udara lancar dan kami selamat tiba di bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung. Setibanya di bandara Hanandjoeddin, kami langsung sibuk berfoto-foto mengabadikan momen bersama. Mungkin agak lama kami menghabiskan waktu foto-foto, namun ternyata saat kami beranjak dari lapangan parkir pesawata dan masuk ke dalam untuk mengambil bagasi, tas kami pun belum tiba di tempatnya sehingga kami masih harus menunggu beberapa menit lebih lama. Selesai urusan dengan bagasi, kami langsung menuju keluar dan di gerbang keluar sudah tampak seorang anak muda yang menjemput kami, dia memegang kertas yang bertuliskan nama saya disana, Welcome to Belitung Ibu Adelina, hahhaah…
Anak muda itu yang menjemput kami itu bernama Fherros dan dia akan menjadi juru mudi serta pemandu kami selama kami di Belitung. 

Beranjak dari bandara, kami melanjutkan perjalanan, dan tempat yang kami kunjungi pertama adalah Danau Kaolin atau Danau Biru. Menurut cerita Fherros, danau Kaolin terbentuk secara tidak sengaja. Di dataran di mana orang orang menggali dan mengambil kaoli lama lama muncul sumber air yang membentuk sebuah danau yang lumayan besar. Jika dilihat lihat, danau Kaolin ini mirip dengan Kawah Putih yang ada di Jawa Barat. Menarik sekali. Di sana kami sibuk berfoto foto lagi sambil takjub dengan ciptaan Tuhan yang kadang kita tidak mengira kapan dia bisa muncul dan terbentuk tanpa rencana. Cuaca panas, matahari terik tidak menghalangi kami berfoto foto, bermodalkan kaca mata hitam, sunblock, dan topi, sibuklah kami berfoto foto beramai ramai dan selfie hohohoho… 


Senin, 24 Agustus 2015

Catatan Perjalanan ke Nusa Tenggara 2013



Perjalanan kali ini bukanlah perjalanan biasa, karena aku dan kawan-kawan yang totalnya berjumlah 4 orang (Adelina, Andis, Dian, Yannik) akan melakukan perjalanan naik kapal dengan tujuan utama mengunjungi pulau Komodo yang terletak di Sumbawa.

Rabu, 8 Mei 2013, perjalanan itu kami mulai. Cuaca yang hangat sore itu menemani kami naik kapal yang ukurannya tidak besar, tidak sebesar yang kubayangkan pastinya. Saat akan menaiki kapal, tidak terbayang kembali di angan-angan akan seperti apa bentuk kapal itu nanti, tahu-tahu kami sudah berada di kapal, tas-tas kami dibawakan oleh para awak kapal menuju kamar yang akan kami tempati. Kamar yang tidak luas itu terletak di perut kapal, dibuat di dua sisi, sehingga tiap kamar memiliki jendela untuk melihat pemandangan ke laut. Bentuk kamar yang mungil diisi tempat tidur bertingkat, dilengkapi sebuah kipas angin kecil untuk menambah sedikit sejuk hawa. Aku yang sekamar dengan Yannik mempersilahkannya memilih untuk menempati bagian atas tempat tidur, dan aku cukup di bagian bawah saja, yang ternyata sulit bahkan memang tidak muat untukku menegakkan punggung sekedar untuk duduk menunaikan sholat. Tapi aku tak kehilangan akal, akhirnya aku mengambil posisi duduk di sebelah tempat tidur yang agak kosong, menghadap jendela, dan kubiarkan kakiku selonjoran di atas kasur sementara aku sholat. Berikut ini adalah gambar kamar yang kami tempati dan kamar mandi di atas kapal.




Tak berapa lama setelah kami berada di atas kapal, makan siang pun disajikan, kami sudah kelaparan. Menu siang itu entah apa aku lupa, namun Kak Andis dan aku sempat membeli Ayam Taliwang dalam perjalanan menuju pelabuhan, sehingga jadilah siang itu menu kami agak berbeda dari yang lain.



 Sore itu kami berlayar menuju Gili Kondo dan di sana kami (tanpa Kak Dian) berjalan mengelilingi pulau menikmati pemandangan sambil mencari kerang atau apapun yang menarik yang ada di tepi pantai, sembari sesekali mengambil gambar diri. Istilahnya dalam bahasa Inggris adalah “beachcombers”. Aku dan Yannik mengenakan sandal, sementara Kak Andis benar-benar telanjang kaki dan lucu juga saat melewati batu karang kecil-kecil yang Yannik sebut chicken feet itu terlihat sesekali Kak Andis menyeringai kesakitan. Aku melihatnya antara lucu, tapi kasihan juga, hanya mau bagaimana lagi. Malah sempat diambil gambar loh waktu berjalan di atas batu yang membuatnya kesakitan itu. Ini dia fotonya hehehe



Di foto ini terlihat sulitnya berjalan di atas kumpulan chicken feet itu
Tapi bukan Kak Andis kalau tak berhasil melewati rintangan itu. Akhirnya selesai juga acara jalan-jalan mengelilingi Gili Kondo. Kami langsung bergegas mandi dan sholat Ashar. Satu hal yang menarik saat kami akan memakai kamar mandi, Pak Perama, pemilik agen tur yang kami ikuti ini mengira kami adalah penyusup, dan dia terkaget-kaget ketika tahu bahwa kami juga ikut serta dalam tur menuju Pulau Komodo ini, karena ternyata tidak biasa untuk orang lokal mengikuti tur yang mereka atur ini. Malamnya sehabis Maghrib kami diundangnya minum teh bersama.


Habis minum teh bersama Pak Perama, dilanjutkan acara makan malam dan mendengarkan musik.
Kami di sana hingga sekitar pukul 21.00 diakhiri dengan menari poco-poco, tapi dengan musik suka-suka hati, hahahahaha… Dan aku saking niatnya, malam itu naik kembali ke kapal dengan peluh di badan. Malam pertama tidur cukup nyenyak, sempat terbangun sejenak saja karena belum sholat Maghrib dan Isya.



Hari kedua, Kamis 9 Mei 2013, setelah kami berlayar semalaman, kami tiba di Pulau Satonda. Di Pulau Satonda kami langsung naik ke atas pulau menuju danau air asin yang di sana katanya banyak ikan yang biasa buat terapi kulit, mereka akan menggigiti kulit-kulit mati kita.


Selesai dengan berenang di danau, kami melanjutkan kegiatan dengan berenang dan snorkeling di laut.
Siang-siang menjelang makan siang, kami sudah kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan dan kami sempat mampir sebentar di Pulau Donggo. Di sana kami hanya berjalan sebentar di pantai, foto-foto, menanti matahari terbenam, namun ternyata sore itu mendung, sehingga kami buru-buru harus kembali ke kapal, dan benar saja, belum sempat sekoci sampai di kapal, hujan sudah mulai turun.
Hari itu sudah hari Kamis. Ba’da makan malam, sebelum tidur, aku dan teman-teman sempat melihat pemandangan langit dari dek, indah banget bintang-bintang di langit malam itu, yah, namanya juga langit bersih, kalau di Jakarta kan langit sudah banyak polusi. Sehabis melihat langit, kami sempat bermain kartu sebentar. Gilingan  deh, saking udah lamanya gak main kartu remi, malam itu kagok banget maen kartu, beberapa kali kalah aja. Akhirnya setelah lumayan lelah bermain kartu, kami kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Malam itu tidurku nyenyak sekali, jam 5 sudah bangun dan langsung mandi karena setelah itu ingin melihat matahari terbit. Belum rapi dandan, aku langsung pergi ke dek untuk melihat pemandangan sekitar kapal yang masih agak gelap, dan saat asik memotret muncul teman-teman yang juga ikut mengambil gambar. Saat matahari muncul, aku senang sekali melihatnya, matahari terlihat sangat indah, dan bentuknya juga agak berbeda seperti bulan sabit, oooh ternyata menurut Nardin, sesuai berita yang ada, Jumat 10 Mei 2013 itu akan ada gerhana matahari cincin.



Wow!! Alhamdulilllaah banget dikasih Allah kesempatan lihat gerhana matahari setelah malam sebelumnya sempat berbincang dengan Kak Andis kalau aku rasanya belum sempat melihat kejadian-kejadian langit yang langka itu. Subhanallaah indahnya pemandangan pagi itu. Selesai melihat matahari terbit, saat akan kembali ke kamar untuk bersiap-siap, ternyata kamar terkunci tak sengaja sehingga aku belum bisa masuk kamar untuk bersiap-siap. Untunglah pintu bisa dibuka, walaupun waktuku bersiap-siap sangat mepet. Agenda hari ketiga itu adalah pergi ke pulau Komodo.

Selesai dari pulau Komodo, lanjut perjalanan ke Labuan Bajo.


Malamnya ada malam perpisahan untuk mereka yang tidak akan kembali ke Lombok.
Kami beranjak dari Labuan Bajo sudah pagi, menuju Pulau Rinca, tempat lain di mana komodo berada.
Hari keempat di Pulau Rinca melewati savana dengan penuh peluh. Kenalan dengan Mark dan Anna di sini.


Bergerak sedikit kami bergeser ke Pink Beach dan di sana kami snorkeling lagi, fun!
Sempat berfoto saat di pantai, lumayan lah. Tapi ombak di laut itu agak lebih heboh sehingga aku kok rasanya seperti cepat lelah.



Hari kelima adalah hari terakhir, kami pergi ke Pulau Moyo, main di air terjun Dimu

dan dari sana kami Cuma mampir di Pulau Keramat untuk minum kelapa dan keliling pulau yang kecil saja. Minggu sore kami tiba di Labuan Lombok dan langsung pulang naik bus diantar ke Transit Hotel.

Hari Senin, 13 Mei 2013, kami pergi ke Rinjani, hanya mengunjungi 2 air terjun, Sindang Gile dan Tiu Kelep saja.


Yannik dan saya sempat terjatuh di sungai yang batu-batunya licin dan aliran airnya lumayan deras, bahkan Yannik sampai kehilangan kaca mata hitamnya, so sorry to know that happen, insyaa Allah nanti diganti Allah dengan yang lebih baik. Alhamdulillaah perjalanan selesai, sebelum pulang menuju airport kami sempat beli nasi khas Lombok namanya nasi Puyung, kami membelinya di Praya di mana bandara juga berada... Berikut penampakan nasi Puyung itu, enak banget rasanya apalagi saat lapar hahahaha


Dari Praya sebelum ke Jakarta kami transit di bandara Ngurah Rai, di sana tahu tahu Kak Dian melihat Dewa Budjana lewat dan Kak Andis mengomporiku untuk foto bareng, akhirnya Dewa Budjana berhasil kukejar dan berhasil kuminta foto bareng hohohohoho 

Perjalanan pulang alhamdulillaah baik dan kami tiba di Jakarta dengan selamat. Saya pulang ke Pramuka diantar Kak Andis yang dijemput oleh Mas Sila, setelah sebelumnya mengantar Yannik dan Kak Dian dahulu. Jazakumullaah khairan katsiran Kak Andis dan Mas Sila. 
Sampai ketemu di cerita jalan jalan lainnya ya. Cheers,
Jakarta, 2013

Minggu, 28 Juni 2015

Nonton Family Entertaining Muhammad Teladanku

Sabtu malam (27 Juni 2015) tak sengaja menjelang tidur aku tengok lagi WA grup, di salah satu kiriman pesan ada tawaran nonton acara Family Entertaining Muhammad Teladanku, dan yang menariknya ternyata Bu Ela sebagai admin menawarkan tiket seseorang yang batal dipakai, nama Bapak atau Ibu pemilik tiket yang terpakai itu adalah Tri Setyo Ariyanti. Oooh kelihatannya dari namanya sih ibu ibu ya. Singkat cerita, saya coba hubungi bu Ela dan berhasil mendapatkan tiket tsb. malam ini. Saya tinggal datang ke lokasi acara keesokan harinya tanpa haru membayar tiket.

Acara yang diadakan di Graha Sucofindo ini banyak dihadiri kelompok keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak anak, sementara saya datang sendirian, tapi tetap semangat. Sebelum hadir di acara ini saya sempat teringat acara Amazing Muharram yang pernah saya hadiri, lalu saya terpikir mungkin acaranya modelnya sama atau mirip mirip, dan ternyata benar. Hanya tentunya sesuai judulnya acara yang saya datangi kali ini lebih fokus bercerita tentang Nabi Muhammad Saw.

Saya jujur saja merasa sangat bersyukur mendapat kesempatan hadir di acara  Family Entertaining Muhammad Teladanku ini karena dari acara ini saya mendapatkan hiburan dan ilmu. Acara yang terfokus pada kegiatan di panggung itu berisi semacam drama yang diambil dari kisah kisah Rasulullaah semasa hidupnya. Di panggung muncul narator yang dibawakan oleh Pak Nugie Al Afghani dan Bunda Kurnia. Mereka membawakan cerita dengan begitu khusyu' dan penuh penghayatan sehingga pada sebagian cerita saya dan hadirin lainnya ikut terhanyut sampai kami menangis tersedu sedu, sedih terharu mendengar kisah Rasulullah yang begitu indah. Acara ini sangat bagus untuk ditonton oleh anak anak kisaran usia SD kelas 4 hingga SMA (ini sih menurut saya saja) karena mereka pasti merasa tertarik dengan gambar yang ditampilkan di layar dan juga narasi yang ditemani beberapa aksi panggung teman teman pendukung narator. Namun mungkin untuk anak di bawah kelas 4 atau bahkan balita sebaiknya tidak perlu dulu diajak ke acara ini karena ternyata selama acara mereka malah kelelahan dan kebosanan apalagi acara ini diadakan di bulan Ramadhan sehingga tampak sebagian anak malah sibuk bermain dengan gadget, baik menonton video dan bermain game, ada juga yang saya lihat jatuh tertidur pulas, hehehhee...namanya juga anak anak, kasihan sudah mengantuk harus dipaksa dibangunkan oleh orang tuanya supaya tidak rugi dengan tiket yang sudah dibeli.

Acara berlangsung sekitar 3 jam, yang tadinya direncanakan mulia pukul 08.00 eh molor hingga baru mulai mendekati pukul 09.00 sehingga acara molor hingga jam 12 lebih sedikit.

Ya alhamdulillaah ga rugilah ikut acara ini, menarik dan ada ilmunya, insyaa Allah berkah dan bermanfaat untuk yang hadir dan yang ngasih tiket yaa.

Jakarta, 29 Juni 2015

Jumat, 19 Juni 2015

Yang Penting Rumput Sama Hijaunya

Saat bercakap-cakap dengan kawan-kawan kadang muncul misalnya obrolan seperti ini, "Enak lo De udah ke mana-mana. Gue mah belum ke mana-mana. (Maksudnya jalan2)." Terus jawab gue, "Loh, lo juga enak, udah punya suami, udah punya anak, 2 pula." 
Rejeki makhluk Allah itu beda-beda, kawan, begitu juga cobaannya, ujiannya, kelihatannya saja kehidupan orang lain lebih enak, padahal belum tentu juga. FirmanNya di dalam Q.S. An Nisaa':32 "Janganlah kamu iri terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagianmu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari hal-hal yang mereka usahakan dan bagi perempuan pun ada bagian dari hal-hal yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu. Lalu kemudian di ayat An Nisaa': 16 kataNya lagi "...bersabarlah, boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." Dan juga Allah mengingatkan, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai ukuran kesanggupannya (Al Baqarah:286)" Yang penting mah sekarang takwa, dalam hadistnya, Rasul Saw bersabda, "Apa yang telah aku larang untukmu, maka jauhilah. Apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga. Sungguh, umat sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak perlu dan sering mendebat nabi mereka." (H.R. Muslim)

Jadi harus tetap semangat yah semuanya dan senantiasa bersyukur !!  “Siapa yang bersyukur kepadaKu, maka Aku tambah nikmatKu atasnya, dan siapa mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
Semoga selalu Allah limpahkan kebaikan dunia dan akherat untuk kita, aamiin.

Selasa, 24 Maret 2015

Sekedar tentang Rasa Yakin

Kalo kita yakin, percaya, ya kita jalanin,  tapi kalo ga percaya kalo perintah sholat itu benar adanya demikian,  atau percaya cuma belum sepenuh hati artinya kita masih nyari apa sebenarnya yang kita benar benar yakini.  Kita semua terlahir dengan naluri mendewakan,  menuhankan sesuatu,  bahkan orang yang ga percaya Tuhan aja dia menuhankan sesuatu,  ya mungkin orang yang dikaguminya atau apapun.  Jadi kalau masih merasa belum yakin,  ya cari aja terus,  mudah mudahan lama lama akan didapatin apa yang benar benar kita yakini. Ngomong apa sih gue malem malem? Ga ada,  cuma kepikiran aja kenapa kalo kita emang yakin, tapi kok suka ga sepenuh hati ngejalaninnya,  well itu artinya kita belum terlalu yakin. Ah ini mah gue aja. Kalo pada punya pendapat beda ya silahkan. Seperti contohnya kisah teman gue,  dia mendapat cerita bahwa jika seorang perempuan yang sudah baligh belum menikah tidak memakai jilbab, ayahnya akan berdosa karen tidak mengingatkan anaknya untuk memakai jilbab,  sementara kalau dia sudah menikah maka suaminya yang menanggung dosanya,  karena teman gue itu yakin,  saat itu juga ga pake ba bi bu dia putusin untuk pakai jilbab. Sementara gue lain lagi,  keyakinan gue adalah bahwa Tuhan udah sangat baik sama gue,  gue minta sesuatu sering banget Dia kasih,  masa Dia udah segitu baiknya sama gue,  gue masih membangkang akan perintahNya,  dan gue memang yakin yang tertulis dalam kitab adalah memang perintahNya. Jadi semua masalah yakin ato ngga.  Yakin bakal mati,  yakin bakal ada hari perhitungan,  minimal kalo bikin salah ada rasa bersalah, perasaan itu muncul karena kita yakin ada hari perhitungan,  tapi kalo ga yakin,  yaa santai aja,  ga dipikirin. Mau bales orang nih ceritanya kan abis dijahatin,  bisa bales,  bisa banget,  tapi karena kita yakin atas apa yang disampein Tuhan bahwa memaafkan itu lebih baik dari membalas,  bahkan lebih berbahayanya kalo balas ternyata pembalasan kita malah berlebihan dan kita yakin ujung ujungnya dosa,  pasti mikir berkali kali deh,  di dalam kepala dan hati sibuk 'bales ga ya,  bales ga ya?' karena jauh di lubuk hati yang paling dalam ada keyakinan dan keyakinan itu menumbuhkan rasa takut kepada Sang Maha Pencipta. Ya ampun gue jadi nulis esai deh sesadar sadarnya. Ya ga apa apa lumayan jadi dongeng sebelum tidur 😌 #nobodybloddysperfect