Minggu, 28 Juni 2015
Nonton Family Entertaining Muhammad Teladanku
Acara yang diadakan di Graha Sucofindo ini banyak dihadiri kelompok keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak anak, sementara saya datang sendirian, tapi tetap semangat. Sebelum hadir di acara ini saya sempat teringat acara Amazing Muharram yang pernah saya hadiri, lalu saya terpikir mungkin acaranya modelnya sama atau mirip mirip, dan ternyata benar. Hanya tentunya sesuai judulnya acara yang saya datangi kali ini lebih fokus bercerita tentang Nabi Muhammad Saw.
Saya jujur saja merasa sangat bersyukur mendapat kesempatan hadir di acara Family Entertaining Muhammad Teladanku ini karena dari acara ini saya mendapatkan hiburan dan ilmu. Acara yang terfokus pada kegiatan di panggung itu berisi semacam drama yang diambil dari kisah kisah Rasulullaah semasa hidupnya. Di panggung muncul narator yang dibawakan oleh Pak Nugie Al Afghani dan Bunda Kurnia. Mereka membawakan cerita dengan begitu khusyu' dan penuh penghayatan sehingga pada sebagian cerita saya dan hadirin lainnya ikut terhanyut sampai kami menangis tersedu sedu, sedih terharu mendengar kisah Rasulullah yang begitu indah. Acara ini sangat bagus untuk ditonton oleh anak anak kisaran usia SD kelas 4 hingga SMA (ini sih menurut saya saja) karena mereka pasti merasa tertarik dengan gambar yang ditampilkan di layar dan juga narasi yang ditemani beberapa aksi panggung teman teman pendukung narator. Namun mungkin untuk anak di bawah kelas 4 atau bahkan balita sebaiknya tidak perlu dulu diajak ke acara ini karena ternyata selama acara mereka malah kelelahan dan kebosanan apalagi acara ini diadakan di bulan Ramadhan sehingga tampak sebagian anak malah sibuk bermain dengan gadget, baik menonton video dan bermain game, ada juga yang saya lihat jatuh tertidur pulas, hehehhee...namanya juga anak anak, kasihan sudah mengantuk harus dipaksa dibangunkan oleh orang tuanya supaya tidak rugi dengan tiket yang sudah dibeli.
Acara berlangsung sekitar 3 jam, yang tadinya direncanakan mulia pukul 08.00 eh molor hingga baru mulai mendekati pukul 09.00 sehingga acara molor hingga jam 12 lebih sedikit.
Ya alhamdulillaah ga rugilah ikut acara ini, menarik dan ada ilmunya, insyaa Allah berkah dan bermanfaat untuk yang hadir dan yang ngasih tiket yaa.
Jakarta, 29 Juni 2015
Jumat, 19 Juni 2015
Yang Penting Rumput Sama Hijaunya
Saat bercakap-cakap dengan kawan-kawan kadang muncul misalnya obrolan seperti ini, "Enak lo De udah ke mana-mana. Gue mah belum ke mana-mana. (Maksudnya jalan2)." Terus jawab gue, "Loh, lo juga enak, udah punya suami, udah punya anak, 2 pula."
Rejeki makhluk Allah itu beda-beda, kawan, begitu juga cobaannya, ujiannya, kelihatannya saja kehidupan orang lain lebih enak, padahal belum tentu juga. FirmanNya di dalam Q.S. An Nisaa':32 "Janganlah kamu iri terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagianmu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari hal-hal yang mereka usahakan dan bagi perempuan pun ada bagian dari hal-hal yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu. Lalu kemudian di ayat An Nisaa': 16 kataNya lagi "...bersabarlah, boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." Dan juga Allah mengingatkan, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai ukuran kesanggupannya (Al Baqarah:286)" Yang penting mah sekarang takwa, dalam hadistnya, Rasul Saw bersabda, "Apa yang telah aku larang untukmu, maka jauhilah. Apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga. Sungguh, umat sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak perlu dan sering mendebat nabi mereka." (H.R. Muslim)
Jadi harus tetap semangat yah semuanya dan senantiasa bersyukur !! “Siapa yang bersyukur kepadaKu, maka Aku tambah nikmatKu atasnya, dan siapa mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
Semoga selalu Allah limpahkan kebaikan dunia dan akherat untuk kita, aamiin.
Selasa, 24 Maret 2015
Sekedar tentang Rasa Yakin
Minggu, 22 Februari 2015
Iseng Nulis: Tipe Mahasiswa Saat Ujian
Iseng Nulis: Tipe Mahasiswa Saat Ujian
Bicara tentang mahasiswa, sebenernya gw bisa cerita dari sudut pandang gw sebagai mahasiswa atau pun gw sebagai pengajar (gak terlalu suka pakai kata dosen, rasanya terlalu gimana gitu, hehehe) Tapi untuk malam ini mari silahkan disimak cerita gw tentang mahasiswa dari sudut pandang gw sebagai pengajar. Kebetulan tadi pagi ada satu kelas berisi 28 mahasiswa yang baru saja ujian, jadi ya bisa lah gw ambil sedikit-sedikit dari apa yang terjadi tadi pagi.
Sebelumnya gw perlu sampaikan bahwa menurut gw nih, saat ujian adalah saat di mana mahasiswa akan tahu bahwa gw termasuk salah satu pengajar yang sangat benci dengan yang namanya ketidakjujuran alias aksi mencontek. Jadi seandainya gw sedang bekerja sebagai pengawas ujian gw akan betul-betul berusaha untuk mengawas dengan sebaik-baiknya krn menurut gw, aktivitas mencontek bisa terjadi karena adanya kesempatan, sehingga gw sebagai penagawas harus memastikan bahwa mereka memang sedang diawasi sehingga memang kesempatan tidak muncul dengan seenaknya.
Okay, sekarang mari gw coba ceritain ke kalian mahasiswa macam apa saja yang sering gw temui di kelas. Yang pertama itu adalah mahasiswa pintar, rajin dan yang pasti siap dengan ujian. Yang selanjutnya adalah tipe mahasiswa yang mungkin pintar, rajin, tapi tidak terlalu siap, paling tidak ketika menjawab tidak selancar yang siap. Sementara, tipe mahasiswa ketiga adalah yang tidak bisa karena memang kelihatannya sih tidak belajar. Dan yang terakhir adalah mereka yang anteng, tapi gak jelas bisa atau ngganya, hehehe.
Mahasiswa pintar, rajin, dan siap dengan ujian, gw biasanya bisa percaya pada mereka bahwa mereka gak akan rusuh saat ujian, yang ada malah mungkin teman-teman mereka yg tidak siap yg kemudian akan sibuk mengganggu mereka dan menjadi awal kericuhan di kelas saat ujian. Akibat terlalu sering mengalami ini akhirnya gw senang memindahkan mahasiswa atau istilah gw mengamankan mereka yang menurut gw beresiko untuk diganggu, sehingga mereka tidak berada dekat dengan mereka yang kelihatannya tidak bisa. Sangat subjektif mungkin, tapi paling tidak gw sudah melakukan sesuatu dan yang pasti gw gak asal-asalan deh menilai mereka. Toh UTS biasanya dilakukan seteah pertemuan ke-7 sehingga sedikit-sedikit gw udah tahulah mahasiswa gw itu seperti apa. Nah untuk mereka-mereka ini biasanya gw perhatiin sih ngerjain ujiannya lancar, tenang, ga banyak bengong, dan pertanyaan beres dijawab semua. Walaupun kadang-kadang tebakan gw suka meleset, tp seringnya bener, heheheh...
Nah, kalo tipe mahasiswa kedua, ada tuh mahasiswa yang keliatannya rajin, pinter, tp pas ujian ternyata gak siap, iya mungkin kebetulan belajarnya gak maksimal. So kalo untuk anak-anak macam ini, mereka suka keliatan agak gelisah, tp sebenernya lama-lama sih bisa, cuma butuh waktu agak lebih lama dari tipe pertama. Sama seperti tipe pertama, mahasiswa semacam ini masih bisa dipercaya, mereka ga akan neko-neko:) Paling-paling mereka celingak celinguk sejenak, tapi gak lebih dari itu, beda lah pokoknya dengan tipe yang selanjutnya, yaitu tipe ketiga, yang suka bikin rusuh, hohoho...
Tipe ketiga adalah tipe yang gw harus hati-hati dalam mengawasinya, krn tipe yang seperti ini yang biasanya mengganggu kedamaian kelas. Mereka adalah mahasiswa yang emang di kesehariannya juga kelihatan biasa-biasa saja, motivasi belajar tidak terlalu tinggi, bukan tipe pelajar keras lah. Nah model-model seperti ini nih yg ngedorongnya pun susah banget (mobil mogok kali... :p ). Udah kemampuannya kadang di bawah rata-rata, eh pake males-malesan pula. Apa yang terjadi pada saat ujian? Mereka akan banyak diam, celingak celinguk. Ada juga yang pura-pura ngerjain soal dengan serius, padahal mata ngelirik kanan-kiri dan gw biasanya dengan senang hati pada akhirnya menyuruh mereka tukar tempat duduk atau kalau masih ada kursi kosong tinggal gw suruh pindah. Kadang ada beberapa yang menolak dan ogah-ogahan, tapi kebanyakn sih nurut. Gw suka bilang, "Kamu pindah ya tempat duduknya, biar hatimu lebih tenang." karena biasanya gw mindahinnya gak tanggung-tanggung, ke bangku kosong di sudut, di depan yang di kanan kirinya ga ada bangku lain, hahaha... bair aja deh, biar rasa. Anak-anak begini nih yang bikin dilema. Tapi soal dilema biarlah itu jadi lain cerita, karena akan terlalu panjang kalau dibahas di sini.
Yang terakhir adalah tipe mahasiswa pendiem karena gak jelas bisa atau ngganya. Kadang yang seperti ini suka agak menipu. Awalnya gw pikir mereka bisa, tapi ternyata, o ow... ketika kertas ujian diperiksa, hasilnya bikin gw ngurut dada. Antara kesian gak tega, tapi juga gw tak bisa berbuat apa-apa. Walhasil, mahasiswa macam ini juga terancam agak susah lulusnya.
Ketika ujian selesai alias sudah habis waktunya, gw akan dengan segera menyuruh mereka berhenti bekerja dan mengumpulkan hasil ujian yang ada. Alhamdulillaah yang tadi pagi gak ribet, karena kadang, ada aja loh mahasiswa yang ngeyel, gak ngumpul-ngumpulin sampe harus diancem, "Kalo saya sudah keluar kelas, saya gak akan terima kertas ujian kalian yaa." ya, kuarang lebih semacam itu lah, baru deh tuh rame-rame pada buru-buru ngumpulin kertas ujiannya. Hehehe... Emang deh orang di mana-mana sama aja, kalo udh diancem baru deh sigap n takut. hahaha, kok jadi inget kejadian di bis kemaren ya? ah tapi itu mah beda kasus:p
Yo wes lah, jadi tentang tipe mahasiswa tadi ya begitu lah adanya. Oiya, ini kasusnya untuk mahasiswa di kelas bahasa loh ya, kalau untuk di kelas lain yang isinya hafalan, waaah, itu mah lain lagi ceritanya. Beda uniknya, karena bisa pake cerita model contekan segala. Bisa dibuat ceritanya di tulisan yang lain. Ada yang berminat menuliskannya? Kalau ya, yuk mbok silahkan dishared ditagged juga ke gw.
Cinere, 29 Oktober 2010, almost midnight;)
Selasa, 27 Januari 2015
Cek Darah Rutin Hari Ini
Selasa, 27 Januari 2015
Selasa, 06 Januari 2015
Apa Punya Pembantu Sudah Pasti Manja?
Kalau jaman dulu di rumah saya bisa sampai ada dua pembantu saya yakin bukan karena orang tua saya mau memanjakan saya dan saudara saudara saya yang semua total berjumlah 5 orang. Kalau saya terka mungkin idenya adalah supaya ibu bisa mengurus anak anaknya dengan lebih baik sementara ayah memang bekerja di kantor biasa berangkat pagi pulang malam, tak sempat lagi membantu ibu mengurus anak anaknya banyak banyak. Tapi awalnya seingat saya dulu, sebelum ada pembantu di rumah, yang biasa membantu ibu dan ayah ya ada saja saudara saudara yang memang ikut menumpang di rumah, baik itu saudara jauh maupun dekat, sampai pernah suatu ketika saat kami pindah ke Medan ada kerabat yang ikut kami di Medan untuk membantu bantu di rumah. Well, ingatan saya tidak terlalu bagus, namun seingat saya seperti itu. Lalu saat kami kembali ke Jakarta tinggal di Ciputat, sempat kerabat beberapa saat berada di rumah untuk membantu, tapi sepertinya tidak lama, kemudian digantikan oleh pembantu, cuma satu karena rumah yang didapat ayah dari kantor saat itu kecil dan tidak dapat menampung banyak orang di dalamnya.
Baru setelah kami pindah ke Cinere kembali ada pembantu dan bisa berjumlah 2 orang bahkan berbeda kelamin karena kamar untuk pembantu juga ada 2. Pembantu laki laki sering juga diminta mengantar kami ke sekolah sampai tiba di suatu hari, sepertinya kenakalan pembantu laki laki itu mulai tampak, dia sering menyembunyikan kakak kami yang saat itu mulai suka merokok, bahkan suatu hari kenakalannya yang luar biasa adalah sepulang dari mengantar kakak atau mungkin adik saya ke sekolah lama dia tidak kembali ke rumah eh ternyata ketahuan kalau dia bawa mobil main main dulu entah ke mana, saat itu saya tahu ibu marah sekali, tapi ibu bukanlah seseorang yang mudah meluapkan kemarahannya, ibu adalah orang yang tidak tegaan dan sering merasa tidak enak, ya mirip mirip lah sama saya sekarang hehehee menurut saya ini mah. Jadi saat itu yang memarahi pembantu laki laki kami yang nakal adalah ayah, tidak lama setelah kejadian itu dia keluar.
Tapi dengan adanya pembantu tidak berarti ibu dan ayah mau memanjakan kami kok, saya percaya pasti niatnya tidak seperti itu. Efeknya punya pembantu ya pasti bermacam macam, alhamdulillaahnya sih kami tetap mau bekerja, jadi kala musim lebaran tiba ya pekerjaan rumah pun menjadi tanggung jawab kami bersama. Saya ingat betul harus mencuci cucian segunung, ya gimana tidak segunung wong penghuni rumah totalnya ada 7 jadi pasti mayan banyak kan cuciannya, habis mencuci (mencuci termasuk membilas, memeras manual, penggiling dan pengering sih pakai meain), lalu dilanjutkan menjemur.
Sekarang kami tinggal sendiri sendiri bahkan saya sejak awal kerja juga sudah memilih untuk kos, jadi lumayan lah itu membantu kami menjadi lebih mandiri. Kami tidak lagi, atau belum, tepatnya, berdrama pembantu lagi. Seru juga cerita tentang pembantu ini, macam drama juga terkadang. Oiya sekarang pembantu lebih populer disebut asisten rumah tangga alias ART ya hehehee whatever, apalah arti nama, semua manusia sama kok di mata Tuhan.
Pramuka Jakarta 6 Januari 2015
Senin, 05 Januari 2015
Janji Itu Adalah Utang
Atas dasar apapun janji tetap harus ditepati. Apapun yang terjadi janji tetaplah utang yang harus dibayar dan akan ditagih sampai kapanpun itu. Itulah mengapa kata kata, ucapan kita harus hati hati dijaga, kalau sulit untuk kira kira menepati sebuah janji lebih baik jangan berjanji. Kalau seandainya sudah terlanjur berjanji namun ternyata tidak sanggup memenuhi ya harus menyampaikan permintaan maaf, bahkan menawarkan penggantian atas janji yang tak dapat dipenuhi itu, saya percaya begitu adabnya. Tapi entah mengapa ada saja orang orang yang menganggap remeh janji janji mereka, bahkan sudah diingatkan pun mereka tetap bergeming. Well, one day still we need to pay what we promise people to give, to pay, to return, whatever the condition will be later. Let's keep our promises as best as we can or let's ask for apology for those we cannot pay.
Pramuka Jakarta, 4 Jan 2015, 23.47 WIB